Powered By Blogger

12 Feb 2010

Penyimpangan ajaran Islam

PENYIMPANGAN AJARAN ISLAM Dengan adanya kemajuan zaman dan derasnya arus informasi yang didukung oleh alat komonekasi yang canggih sangat berpengaruh pada tingkah laku manusia, sehingga masalah moral/ sopan santun ataupun akhlak budi pekerti sering dilupakan. Tingkah laku masyarakat muslin banyak yang menyipang dari ajaran yang bersumber dari Alquran dan hadist. Penyimpangan ajaran Islam tidak hanya dilakukan oleh orang yang awam tentang aturan agama , tetapi juga dilakukan oleh orang yang dianggab sebagai pemimpin baik pemimpin bangsa, pemimpin agama ataupun kiyai dan Ustat ataupun pemimpin organesasi kemasyarakatan. Maka orang yang benar-benar awan akan meras bingung melihat banyaknya perselisihan dan kerusuhan serta kerusakan moral. Jika terjadi demikian bagai mana nasehat Al Quran atau Hadist. 3991 صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ( ابوداود ) Pada suatu hari kami sholat bersama Rasulullah s a w. Kemudian meghadap pada kami, maka memberi nasihan pada kami dengan nasehat yang sangat meresap dalam hati dan mencucurkan air mata, sehingga kami berkata; ya Rasulullah bagaikan nasehat seorang yang akan meninggalkan kami, maka berwasiatlah kepada kami . Maka Rasulullah bersabda; “aku barwasiat padamu dengan bertaqwa pada Allah, dengarkan dan taatlah walaupun yang menjadi pimpinanmu seorang budak dari Habasyah, sesungguhnya orang yang hidup diantara kamu sesudahku akan melihat berbagai perselisihan yang banyak sekali. Maka berpeganglah dengan perjalananku dan perjalanan pemimpin yang mendapat hidayah (petunjuk) dan pemimpin yang cerdas . Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu (berpeganglah kuat-kuat padanya), dan hati-hatilah kamu dari segala sesuatu yang diada-adakan atau bid’ah, maka setiap bid’ah itu sesat. ( Abu Daud ) orang akan sulit mengenali mana ajaran Islam dan yang bukan ajaran Islam mana yang benar dan mana yang salah, yang salah diangab benar dan yang benar dianggap salah karena saking bingungnya masyarakat membuat Istilah dalam bahasa jawa, “Salah Kaprah bener ora Lumrah” yang dimaksud “Salah Kaprah” perbuatan yang salah tetapi banyak orang yang melakukan maka dianggab menjadi baik dan benar dan orang yang melakukan adalah terpuji perlu dilestarikan. Sedangkan yang dimaksud “bener ora Lumrah” perbuatan itu sesungguhnya benar, benar menurut norma hukum ataupun norma agama tetapi jarang dilakukan orang bahkan tidak ada orang yang melakukan. Maka perbuatan yang benar tadi dianggab aneh dan salah dan tercelahlah orang yang melakukan nya. Jadi yang menjadi tolak ukur perbuatan itu baik atau buruk adalah banyak sedikitnya orang yang mengerjakan. Kalau yang mengerjakannya banyak berarti baik dan kalau yang mengerjakan sedikit atau tidak ada yang mengerjakan maka berarti buruk. Istilah “salah kaprah bener ora lumrah” memang cocok untuk urusan budaya atau masalah keduniaan saja, bukan untuk masalah agama atau urusan Ibadah. Kalau terjadi pada urusan gama maka kita termasuk orang yang celaka dalam Surat Al Imron dikatan وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنْ الْخَاسِرِينَ artinya Dan barang siapa yang mencari selain Islam sebagai agama ( tatanan kehidupan ) maka tidak akan diterima dan dia di akhiran termasuk orang yang rugi (Al Maidah:75). Allah Selalu mengingatkan umatnya supaya kembali kepada Al Quran dan Sunah tetapi orang orang yang didalam hatinya berpenyakit akan berpaling dan selalu menghalang-halangi orang yang menyeru pada Al Quran dan Sunah Allah Berfirman dalam Surat An Nisa ayat 61; وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا(61) Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kepada aturan Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah dan kepada aturan Rasulullah," niscaya engkau melihat orang-orang munafik itu berpaling serta menghalangi (manusia) dengan bersungguh-sungguh menghalangi ( An Nisa 61 ) . Orang mengaku beraga Islam dan menyimpang dari tuntunan Allah dan As Sunah dan menghalang-halangi orang yang akan kembali pada Islam yang sebenarnya dengan mencaci dan memper olok-olok orang yang melakukan sunah. Mereka bersumpah يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا(62) :"Demi Allah, kami tidak sekali-kali menghendaki melainkan kebaikan dan perdamaian ".( An Nisa 62 ) Orang yang melakukan perbuatan salah menurut ukuran Alquran atau Hadist, tetapi dia menyangka telah berbuat sebaik baiknya karena dianggab baik menurut kelompok masyarakatnya ia termasuk manusia yang paling rugi Allah Berfirman قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا(103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا(104 Katakanlah (wahai Muhammad): "Mahukah Kami khabarkan kepada kamu akan orang-orang yang paling rugi amal-amal perbuatannya?(Yaitu) orang-orang yang telah salah amal usahanya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka telah berbuat sebaik-baiknya pada apa saja yang mereka lakukan". ( Al Kahfi 103 –104 ) supaya kita tidak termasuk orang disebutkan dalam surat Al Kahfi diatas maka semua pekerjaan kita terutama masalah agama baik buruknya suatu perbuatan yang menjadi ukuran Al Quran atau hadist. Kalau kebaikan itu di ukur dari kemauan atau hawa nafsu masing masing orang atau kelompok tentu rusaklah dunia dan isinya Allah berfirman. وَلَوْ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِم فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ(71) Dan kalaulah kebenaran itu tunduk menurut hawa nafsu mereka, nescaya rusak binasalah langit dan bumi serta segala yang ada padanya. (Bukan saja Kami memberikan agama yang tetap benar) bahkan Kami memberi kepada mereka Al-Quran yang menjadi peringatan dan mendatangkan kemuliaan kepada mereka; maka Al-Quran yang demikian keadaannya, mereka tidak juga mahu menerimanya ( Al Mukminun 71 ). Kalau dalam beragama atau melaksanakan agama menurut kemareman kita berarti kita telah mengabil hawa nafsu sebagai Tuhan أَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا(43) Nampakkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka dapatkah engkau menjadi pengawas yang menjaganya supaya tidak sesat? ( Al Furqon 43 ) أَفَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ(23) Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: sebagai tuhan yang dipatuhinya, dan ia disesatkan oleh Allah kerana diketahuiNya (bahwa ia tetap ingkar), dan ditutup atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah/petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia keadaan demikian)? Olehkarena itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang ingkar) tidak ingat dan insaf? )Al Jasiyah 23) Kalau Allah sudah menutup atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya. Maka tidak ada lagi yang dapat memberikan hidayah/petunjuk kepadanya sesudah Allah menjadikan dia keadaan demikian. Engkau tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada siapa yang engkau cintai , tetapi Allah jualah yang dapat memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang pantas mendapat hidayah petunjuk demianlah firman Allah Dalam surat qosos ayat 55 –56 وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ(55) Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: "Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat tinggalah kamu; kami tidak ingin mendampingi orang-orang yang jahil".( Al Qosos 55) . Karena apa permasalahannya إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(56 ) Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada sesiapa yang engkau kasihi , tetapi Allah jualah yang memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang ( persedia ) mendapat petunjuk (Qosos 56) Kalau sudah demikian kita hanya dapat menucapkan وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ(139) . Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu, dan kami adalah (mengerjakan amal dengan) ikhlas kepadaNya; ( Al Baqoroh 139 ) Untuk itu dalam soal ibadah janganlah hanya ikut-ikutan dalam bahasa jawa di istilahkah manut grubyuk nggak ngerti rembuk beribadah hanya mengikuti orang yang banyak melakukannya ia sangat takut kepada hukum masyarakat tetapi tidak takut pada hukum Allah, ia sangat takut kalau di asingkan dari masyarakat padahal nabi bersabda 208 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ (المسلم ) Artinya: Dari abu Hurairah ra.berkata Rasulullah bersabda: “Pada mulanya/ permulaan Islam itu asing dan akan kembali seperti pada permuaanya yang asing , maka berbahagialah orang yang mengikutinya sehingga menjadi terasing (H.R. Muslim) Kalau kita sudah memahami dan menyadari makna hadist itu tentu kita tidak akan merasa takut di asingkan oleh masyarakat karena kita menjalankan ajaran Islam yang benar.Nabi bersabda 6774 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِي بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ (رواه البخاري ) Artinya: Kiamat itu tidak akan terjadi sebelum umatku mengikuti ajaran orang orang yang sesat sebelum mereka sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta ( Bukhari ) Bahkan dunia ini nantinya akan di penuhi oleh orang-orang yang beragama menikuti hawa nafsunya yang di indikasikan sebagai kelompok ya’juj dan ma’juj perbandingannya 1 berbanding 1000 nabi bersabda حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا ثُمَّ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّعَرَةِ السَّوْدَاءِ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَبْيَضَ أَوْ كَشَعَرَةٍ بَيْضَاءَ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَسْوَدَ 3099 أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا Artinya: Bergembiralah kalian karena sesungguhnya penghuni neraka itu perbandingannya satu orang dari kalian 1000 dari kelompok Ja’juj dan Ma’juj. Dalam kelanjutan sabdanya فَقَالَ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّعَرَةِ السَّوْدَاءِ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَبْيَضَ أَوْ كَشَعَرَةٍ بَيْضَاءَ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَسْوَدَ * Maka rasulullah bersabda: Kalian (umatku) di banding umat lain (dineraka) adalah seperti bulu hitam pada sapi putih mulus, atau bulu putih pada sapi hitam mulus ( H.R. Bukhari) Mengapa mereka itu sedikit demi sedikit meninggalkan sajaran Islam, karena ajaran Islam itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka sehingga tidak senang mengerjakan ajaran Islam yang akan menghantarkan mereka ke surga Nabi bersabda حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ (رواه بخاري) Artinya: Dari Abi Huroiroh sesungguhnya Rasulullah bersabda: “(jalan ke) Neraka itu dikelilingi oleh aneka kesenangan duniawi, dan (jalan ke) Surga itu di keliling hal-hal yang tidak menyenangkan (H.R Bukhari )

Tidak ada komentar: